HMTPWK UGM

myhome_1Pada hari Rabu, 22 Juni 2016, diadakan Public Lecture dengan tema “Sustainable Waterfront Restoration in Seoul” oleh Prof. Kim Sungkyun, Ph.D dari Seoul National University. Acara ini mengambil tempat di ruang K1 Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan. Public Lecture ini dimulai pada pukul 09.30 dan dibuka oleh Prof. Ir. Bakti Setiawan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan materi dari Prof. Kim Sungkyun.

Materi yang diberikan mencangkup tentang sejarah river restoration di dunia dan river restoration di Korea. Menurut Prof. Kim Sungkyun, sungai yang memberikan banyak manfaat tentu juga dapat memberikan bahaya berupa banjir sehingga kemudian pengembalian sungai ke dalam bentuk alaminya (river restoration) perlu untuk dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi sungai yang sebenarnya.

Berdasarkan penuturan dari Prof. Kim Sungkyun, sungai-sungai yang melintas di tengah Kota Seoul bukanlah sungai-sungai besar, namun hanya anak sungai. Sungai besar kebanyakan berada di luar kota. Menurut sejarahnya, pada tahun 1950-an, sungai-sungai di Korea belum begitu diperhatikan karena negara ini masih terfokus pada perang. Namun, pada tahun 1960-an, sungai-sungai mulai menyebabkan banjir sehingga dimulailah program untuk mengatasi banjir.

Tahun 1970-an ada rencana untuk mengatasi banjir dengan perencanaan 10 tahun. Pada tahun 1980-an setelah banjir tertangani, mulai dilakukan purifikasi atau penjernihan air dan pembersihan sungai dari sampah. Setelah itu, muncul paradigma bahwa membersihkan saja tidak cukup, sungai juga harus memiliki nilai ekologi dan ada kehidupan didalamnya. Langkah yang diambil adalah dengan melakukan restorasi sungai yang berpandangan ekologi. Langkah ini terus berlanjut dan pad tahun 2000-an, muncul pemikiran retorasi multiguna, contohnya sungai untuk kepentingan ekologis dan rekreasi. Program ini diterapkan di beberapa sungai antara lain Sungai Cheongyecheon, Anyongcheon, dan 4 sungai lainnya. Secara pelaksanaan, program ini melibatkan komunitas.

Diskusi yang berlangsung di ruang K1 ini sangat menarik, tidak hanya dari segi substansi, namun juga dari segi penyampaian narasumber. Seperti pernyataan dari seorang peserta yakni Bagus Samudra (PWK 2014). Samudra mengakui bahwa diskusi ini menjadi menarik karena metode-metode yang digunakan untuk merencanakan, cara narasumber membawakan materi, kronologi perkembangan sungai di Korea serta pemikiran-pemikiran dari narasumber. Samudra juga menyampaikan kekagumannya pada sang narasumber, “Beliau seorang ahli desain, beliau menggambar dengan realistis, dan implementasi di lapangan bisa sama persis seperti yang digambarkan” ucapnya penuh semangat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.