Senin (25/07) menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh 69 mahasiswa PWK 2014. Berpegang pada tema Urban Redevelopment Based on Cultural Identity, 69 mahasiswa beserta 4 orang dosen bertandang ke negeri gajah putih. Berangkatnya mahasiswa PWK 2014 ini tiada lain adalah untuk melaksanakan Kuliah Kerja Perencanaan (KKP). KKP 2016 menempuh perjalanan selama 5 hari 4 malam, dengan waktu tempuh dari Jakarta-Bangkok selama 3,5 jam.
Pada hari Senin malam, tepatnya pukul 11 waktu Bangkok, seluruh rombongan KKP tiba di Bandara Don Mueang dengan selamat. Sesampainya disana , peserta KKP disambut dengan Bahasa Thailand beserta aksaranya yang membuat peserta bi
ngung. Namun, momen kebersamaan membuat segala perbedaan dan “keanehan” yang terlihat terasa menyenangkan.
Lokasi amatan KKP di Kota Bangkok tersebar di beberapa tempat, antara lain Khlong Bang Bua, Kampung Jawa, Sanam Luang, Lumphini Park, Khaosan Road, dan Kanal Krung Kasem. Lokasi-lokasi ini terspesifikasi ke dalam empat sub tema KKP yakni residential, open space, commercial area dan riverside.
Menurut salah satu peserta KKP bernama Fadhila menyatakan bahwa, tempat yang paling menarik saat berada di Kota Bangkok adalah Lumphini Park. Ketertarikannya muncul karena ada informasi uniik mengenai pembuatan mana ini. Menurut informasi yang ia peroleh, pembuatan taman itu terinspirasi oleh Kebun Raya Bogor. Taman ini juga memiliki beberapa kolam besar, jogging track, playground dan spot-spot lainnya yang selalu diisi oleh kegiatan-kegiatan masyarakat Kota Bangkok baik berolahraga maupun rekreasi.
Ditengah pengaruh budaya Thailand yang sangat kuat, ada sebuah titik di Kota Bangkok yang masih mempertahankan kebudayaan asli Indonesia. Kawasan ini bernama Kampung Jawa. Kawasan ini sangat unik karena memiliki sebuah landmark bernama yang Jawa Mosque. Suasana kawasan ini juga mirip dengan kampung-kampug di Jawa. Namun disisi lain, Inda Pratiwi, salah satu peserta KKP juga menyatakan ketertarikannya akan suatu lokasi amatan untuk sub tema commercial area, yakni Khaosan Road. Ketertarikannya muncul karena situasi
tempat ini jauh berbeda dengan kondisi Kota Bangkok yang kaya akan budaya lokal. Pengaruh budaya barat membuat tempat ini dipenuhi oleh turis-turis asing serta penjual-penjual yang notabene bukanlah masyarakat asli Thailand.
Selain melihat lansung kondisi di lapangan, kegiatan KKP juga diisi dengan audiensi ke instansi-instansi dan universitas di Bangkok antara lain Asian Instituute of Technology (AIT), Bangkok Metropolitan Administration,
Community Organizations Development Institute (CODI), serta ke lembaga internasional yaitu United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP). Pada kegiatan audiensi ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mepresentasikan kawasan amatannya di Kota Yogyakarta untuk kemudian mendapatkan feedback berupa masukan-masukan dari instansi terkait. Hasil pembelajaran dari KKP ini akan menjadi referensi bagi PWK 2014 untuk merencanakan beberapa kawasan di Kota Yogyakarta yang tebagi dalam empat sub tema di atas.